Jumat, 20 Juli 2018

"Kristologi" (Pdt.Chris Marantika)

KRISTOLOGI

Pernyataan tegas Yesus Kristus, ego eimi dalam Yohanes 8:58 yang berbunyi : ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada”, hal ini merupakan pengungkapan keunikan diriNya yang tak terbatasi oleh ruang, waktu dan tempat. Dalam buku “Yesus Kristus Allah Manusia Sejati”, terbitan Persekutuan Antar Sekolah Theologia Injili (PASTI), dijelaskan bahwa Yesus itu Tuhan karena Ia kekal. Ia dahulu sudah ada, selalu ada dan tidak pernah tidak ada. Pembatasan dalam hal pemanifestasian dan pemanfaatan, sifat-sifat KetuhananNya waktu penjelmaanNya merupakan cara pendekatan unik yang dipilihNya untuk menyelamatkan manusia. Jadi Ia bukanlah manusia istimewa yang memenuhi persyaratan KealahanNya sehingga dipromosikan ke status Tuhan. Ialah Tuhan Allah sendiri yang “menghampakan” diriNya, mengambil wujud manusia (Filipi 2:6-8).

Jauh sebelum penjelmaanNya, para nabi menubuatkan bahwa Ia kekal. Yesaya menyatakan, bahwa Ialah Bapa kekekalan ( Abi-Ad ) yang berarti Ia kekal dan Penguasa Kekekalan (Yesaya 9:5). Sedangkan nabi Mikha menyatakan bahwa keberadaanNya berasal dari kekekalan (Mikha 5:1). Yohanes menyatakan kekekalan Kristus dengan menyatakan dalam Yohanes 1:1. Kata-kata “pada mulanya” diterjemahkan dari ungkapan kata-kata bahasa Yunani “en” yang berarti “di dalam” atau “pada” dan “arkhe” yang berarti “purbakala,” (tanpa artikel), maka ini berarti purbakala itu tak terbatas (timeless existence). Ditambah pula dengan penggunaan bentuk “imperfect” yaitu keterangan waktu “past continuous” bagi kata “adalah” (en), maka teranglah sudah yang dimaksudkan disini adalah masa lampau yang tak terbatas atau kekekalan masa lampau. Kata “bersama-sama dengan” berasal dari kata “pros” (face to face) yang dalam pikiran Yunani berarti satu kesatuan, menunjukkan bahwa Kristus yang adalah Firman itu bukan saja ada terus menerus di masa lampau yang tak terbatas (kekal), juga menyatakan kesatuanNya dengan Allah. Arti teologis keseluruhan wahyu Allah itu ialah bahwa Firman yang adalah Kristus itu kekal adanya, karena Ialah Allah sendiri.
            
Pemahaman ini bukannya merupakan hal yang baru, karena lebih enam ratus tahun sebelum Ia mengambil tubuh insani dan hadir dalam dunia berdosa, para Nabi telah menegaskan bahwa Ia adalah Bapa Kekekalan (Abi-ad) yang bukan saja berarti Ia kekal tapi juga berarti Ia penguasa kekekalan (Yesaya 9:5)
            
Morphe – Skemati, dua ungkapan ini adalah dua istilah bahasa Yunani yang diangkat dari Filipi 2:6-7, walaupun dalam terjemahan bahasa Indonesia ternyata keduanya diterjemahkan dengan kata “rupa.” Arti kata morphe (rupa) ialah unit kecil yang memiliki nilai setara dan utuh, apabila dibandingkan dengan unit lainnya. Misalnya kata books dalam bahasa Inggris, terdiri dari dua kata morphe yaitu book dan s, yaitu dua satuan yang bernilai sama. Book artinya buku dan ditambah dengan s menjadi buku-buku. Huruf ‘s’ yang walaupun terdiri dari satu huruf sama nilainya dengan book yang terdiri dari empat huruf.
            
Dengan demikian Tuhan Yesus sebagai Morphe Allah adalah hakekat Allah yang utuh dan sempurna sama dengan Allah sendiri. Ia mengambil skemati (rupa) yaitu skema atau bagan hamba dan menjadi sama dengan manusia (ayat 7). Diterjemahkan dalam Alkitab sebagai rupa hamba, namun arti normalnya ialah skema manusia. Arti lengkapnya ialah Yesus yang adalah Allah mengambil bagan manusia.
            
Dalam menafsirkan kata mengosongkan (kenosis) banyak penafsir melakukan kesalahan dengan memberi kesan seolah-olah kemuliaan dan keilahian Tuhan Yesus ditinggalkan atau dikurangi di kala Ia melawat umatNya. Pemahaman seperti itu tidak benar. Dalam tubuh insanipun Ia (Yesus) tetap sehakekat dan setara dengan Allah Tritunggal. Yang terjadi ialah dalam tubuh insani Ia membatasi pemanifestasian kemuliaan dan keilahianNya. Ia memiliki morphe Allah dan skema Manusia (Filipi 2:7a). Hakekat manusia itu berfungsi sebagai bagan yang relevan dengan ciptaan dengan bungkus skematik. Ia merupakan wujud Allah berlembaga, seperti yang ditulis rasul Paulus dalam Kolose 2:9. Hal ini tentu unik karena Tuhan Yesus Kristuslah yang satu-satunya mempunyai kepribadiaan Allah sejati dan Manusia sejati.


Eksistensi pra-inkarnasi Kristus menunjukkan keilahian Yesus Kristus, namun hal itu akan lebih lagi didukung oleh sifat-sifatNya yang tidak ada pada manusia dan ciptaan lain manapun. Keilahian Yesus yang dinyatakan oleh sifat-sifatNya, adalah Maha Kuasa, seperti yang ditulis dalam Matius 9:6. Suatu demonstrasi kuasa Tuhan yang meliputi sekaligus penyembuhan dari kelumpuhan rohani (dosa) di samping kesembuhan jasmani (ay.7-8). Kedua perkara ini dilakukan dengan sepatah kata saja merupakan demonstrasi kuasaNya. Kemudian dalam Yohanes 2 : 24-25 menunjukkan bahwa Ia Maha Tahu. Sebagai Anak di Bait Allah, ia telah mengetahui, bukan saja Kristus mengetahui segala manusia, tetapi juga apa yang ada di dalam manusia itu sendiri. Dalam Yohanes 6 :64 menjelaskan bahwa Ia mengetahui lebih dahulu siapa-siapa yang akan mengkhianatiNya ( Yoh.18:4; 19:28; 16:30). Hal ini merupakan kenyataan fore knowledge Kristus. Dalam Kisah Para Rasul 1 :24 dan 1 Korintus 1 :30, menyatakan hikmat Allah yang berada padaNya (bnd Mzm.139 : 1-56). Yesus Tidak Berubah, dalam Ibrani 1:10,12 menjelaskan bahwa Ia tidak berubah tetapi “tetap sama” sejak awal sampai kepada kekekalan. Ibrani 13:8 merupakan ayat klasik yang berbunyi : “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ni dan sampai selama-lamanya.”
            
Anak Allah. Orang-orang Kristen yang mula-mula memakai istilah Anak Allah, yang sering secara otomatis diucapkan oleh orang-orang Kristen tanpa ragu-ragu (Markus 1:1), dianggap merupakan fragmen pengakuan iman. Filipus menuntut kepada sida-sida dari Etiopia pengakuan bahwa Yesus adalah Anak Allah sebelum ia dibaptis (Kis.8:37). Mengaku Yesus sebagai Anak Allah berarti Allah tinggal di dalam orang itu (1 Yoh.5:5), orang yang menang ialah yang mengaku bahwa Yesus Anak Allah (1 Yoh.4:15). Setiap orang yang percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah akan memiliki hidup kekal (1 Yoh.5:15). Istilah inilah yang menyebabkan Yesus ditentang dan hendak di bunuh. Istilah Anak Allah bagi orang Yahudi berarti sederajat dengan Allah (Yoh.5:17-18), Ia hendak dibunuh karena mengatakan Allah BapaNya (Mat.26:63-64; Markus 14:61,62; Lukas 22:69,70), Mesias adalah Anak Allah itu, siapa yang menamakan dirinya Anak Allah, karena Anak Allah mahakuasa dan satu dengan Bapa-Nya (Yoh.19:7; Mat.27:42,43), maka dia menghujat Allah. Surat-surat dalam Perjanjian Baru membuktikan bahwa Yesus Anak Allah penting dan fundamental. Roma 1:3-4, Yesus ditetapkan sebagai Anak Allah di dalam kuasaNya; 2 Korintus 1:19, bagi Anak Allah itulah Timotius, rasul Paulus dan Silwanus hidup; Efesus 4 :13, Iman Kristen yang dewasa ialah pengetahuan bahwa Yesus Anak Allah; Ibrani 4:14, inti perbedaan Yesus dan para nabi ialah bahwa Yesus adalah Anak Allah.

Nama-Nama Allah Dalam Perjanjian Lama
            
Nama-nama yang berhubungan dengan keberadaan Kristus pra-inkarnasi, tentu saja memberikan makna berhubungan dengan ke TuhananNya. Yang pertama ialah Elohim. Dalam nubuatan tentang penjelmaanNya, Ia disebut sebagai Allah (Elohim) yang perkasa (Yes.9:5). Elohim dalam Perjanjian Lama sama dengan Theos Perjanjian Baru (Band.Roma 15:6; Efesus 5:5,20; 2 Petrus 1:1). Yesaya 40:3 menunjukkan bahwa Yesus yang dijanjikan Allah dan dinantikan umat Israel dipanggil sebagai Yahweh dan Elohim sekaligus.
            
Yang kedua ialah Yahweh, seperti dalam Zakharia 12:8-10. Pembicaraan di sini dilakukan oleh Yahweh tentang Mesias yang akan datang. Namun Mesias itu dikatakan adalah Yahweh sendiri, “dan mereka akan memandang kepadaKu yang telah mereka tikam” kepadaKu (YHWH) menunjukkan bahwa Kristus yang ditikam itu adalah Yahweh sendiri. Bandingkan penguraian tentang Kristus dalam Wahyu 1:7 dan Mazmur 68:19. Pernyataan tentang Yahweh ini dalam Perjanjian Baru dinyatakan sebagai suatu kenyataan yang telah dialami (Efesus 4:8,10). Septuaginta menggunakan kata Kurios, yaitu kata yang digunakan terhadap Yesus sebagai pengganti bagi istilah Yahweh dalam Perjanjian Lama. Nama ini begitu keramat sehingga orang-orang Yahudi harus menggantikannya dengan istilah Adonai.
            
Yang ketiga ialah Adonai. Nama ini sering dipakai dengan pengertian Tuhan maupun Tuan. Mazmur 110:1, adalah nubuatan yang berhubungan dengan kemenangan Kristus atas musuh-musuhNya dan dikutip beberapa kali olehNya (Matius 22:14; Markus 12:36; Lukas 20:43; Kis.2:34-35; Ibrani 1:13; 10:1). Di sini Yesus dinyatakan sebagai Tuhan dan Tuan atas manusia dan malaikat.
            
Yang keempat ialah Malaikat Yahweh (The Angel of Yahweh atau Melekh Yahweh). Di samping konsep ini membuktikan keilahian dan pra eksistensi dari Anak Allah, ia juga menyatakan pekerjaan Allah dalam Perjanjian Lama melalui pribadi kedua dari Tritunggal. Sekurang-kurangnya tiga kenyataan membuktikan hal ini. Yang pertama, Malaikat Yahweh dinyatakan sebagai Allah. Hal ini dibuktikan dalam Kejadian 16:7-13, di kala Ia berbicara dengan Hagar, malaikat Yahweh ini dinyatakan sebagai Allah. Kejadian 22:15-18, yang menceritakan peristiwa pengorbanan Ishak oleh Abraham, malaikat Yahweh ini dinyatakan sebagai Tuhan. Dalam Kejadian 48:15-16, ternyata “Allah itu…sebagai malaikat.” Yang kedua, Malaikat Yahweh dinyatakan sebagai pribadi yang berbeda dengan Yahweh, yakni sebagai anggota Tritunggal. Sedangkan dalam Kejadian 27:7,40, Yahweh dijelaskan sebagai mengutus malaikatNya, yaitu pribadi yang lain. Dalam Zakharia 1:12-13, dimana jelas bahwa malaikat Yahweh memanggil / berbicara dengan Yahweh. Yang ketiga, Malaikat Tuhan (Yahweh) tentunya adalah pribadi kedua dari Allah Tritunggal. Yesus Kristus adalah Allah yang kelihatan dalam Perjanjian Baru. Allah maupun Roh dinyatakan sebagai yang tidak kelihatan. Dalam upacara pembaptisanNya suara Bapa terdengar dari Sorga, Roh memanifestasikan diri dalam bentuk burung merpati, namun Anak-lah yang merupakan manifestasi utuh dari Allah dalam bentuk kelihatan (Matius 3:13-17; Markus 1:9-11; Lukas 3:21-22; Yohanes 1:32-34). Jadi tentu saja pribadi yang nampak dalam Perjanjian Lama adalah Pribadi kedua dari Allah Tritunggal. Ternyata juga bahwa Malaikat Yahweh itu tidak pernah lagi menampakkan diriNya sesudah inkarnasi Anak Allah Yesus Kristus.

Tujuan Inkarnasi
            
Tujuan inkarnasi / penjelmaan adalah untuk menyatakan Allah kepada manusia (Yohanes 1:18), untuk menyediakan korban bagi tebusan dosa manusia (Ibrani 10:1-10), untuk menghancurkan pekerjaan setan (1 Yohanes 3:8), untuk menjadi Imam Besar yang rahmani (Ibrani 5:1-2), untuk memenuhi perjanjian kepada Daud (Lukas 1:31-33), untuk memberikan teladan kepada orang-orang percaya (1 Petrus 2:21).
            
Ada berbagai pendapat yang salah mengenai Inkarnasi Yesus Kristus, yang pertama : “The absolute dualistic type,” pendapat ini membedakan antara immanent attributes (sifat-sifat immanen) dan Trancendent attributes (sifat-sifat absolute). Menurut penganutnya sifat-sifat absolute seperti kemahahadiran, kemahatahuan dan kemahakuasaan Kristus dilepaskan waktu menjadi manusia. Tokohnya yang terkenal adalah Athanasius. Kedua : “The absolute metamorphic.” Tokoh pendukungnya adalag Gess. Ia memiliki pandangan yang agak radikal. Pandangan ini mengatakan bahwa sifat-sifat Ilahi Yesus ditanggalkan waktu menjelma dan sedikit demi sedikit diperoleh kembali pada umur dua belas tahun. Namun di pihak lain mereka menekankan bahwa Kristus menambahkan bukan sifat Adam saja tapi sifat keberadaan super Adam. Ketiga : “The absolute semi metamorphic type.” Pandangan ini dipelopori oleh Edward, yang mengatakan bahwa keilahian Yesus diubahkan dengan cara disamarkan. Adapun tujuannya ialah agar dapat menampakkan bentuk Allah dalam wujud manusia, dan kepribadian yang kekal ke dalam kepribadian temporal. Hal ini dengan jelas menunjukkan penyangkalan keilahian Yesus. Keempat : “The real but relative type.” Teori ini berpendapat bahwa Kristus masih sungguh-sungguh Allah tapi beberapa unsure kepribadianNya sudah dikurangi. Kristus dianggap mengurangi pengalamannya ke dalam kesadaran kemanusiaan. Ada penyerahan keilahian untuk tunduk ke bawah kuasa / pengaruh kemanusiaannya sehingga Ia terbatas sebagai manusia.

Tuhan Yesus Kristus Dalam Penderitaan, Kematian dan KebangkitanNya
            
Semua doktrin Kristen menjadi tidak relevan terlepas dari asas ini. Penciptaan dunia, inkarnasi Kristus, kebangkitan, kedatangan kedua kali dan adanya Sorga dan Bumi baru tak mempunyai makna, jikalau Kristus tidak mati. Di salib itulah kita menyaksikan penyataan kesucian dan kebenaran Allah yang dikombinasikan dengan kasihNya.
            
Golongan liberal mengabaikan kebenaran Alkitab, mereka mengatakan bahwa Kristus tidak sungguh-sungguh mati dan itulah sebabnya Ia bisa hidup lagi. Ada yang mengatakan bahwa Ia mati tapi tak sungguh-sungguh bangkit. Ada pula yang berpandangan bahwa Ia ditukarkan dengan orang lain oleh Allah sebelum penyalibanNya. Namun Firman Allah tidak ragu-ragu dalam mengungkapkan kematian Kristus baik dalam penyataan nubuatan-nubuatan sebelum kematianNya (Mazmur 22; 110; Yesaya 53; Markus 8:31; Lukas 9:22) maupun dalam fakta-fakta sejarah. Semua Injil dan semua surat-surat kiriman menyatakan tentang kematiaanNya (Matius 27:32-66; Markus 15:21-47; Lukas 23: 26-56; Yohanes 19:16-42; Roma 5:6; 1 Korintus 15:3; 2 Korintus 5:15; Wahtu 5:9).
            
Mengenai kebangkitan Yesus. Tubuh Yesus tak tetap berada dalam kuburan, Ia hidup lagi. Tubuh Yesus diubah sehingga tak terbatas oleh waktu dan tempat. Tubuh Yesus tak lagi dibatasi oleh kematiaan. Ada banyak ayat yang menunjukkan kepercayaan Kristen mengenai kebangkitan (Matius 28; Markus 16:1-10; Lukas 24; Yohanes 20, 21; Kis.1:1-8; 1 Kor. 16:3-7). Ada beberapa teori penolakan mengenai fakta kebangkitan Yesus, yaitu :
            1. “Stolen Body Theory.” Golongan ini percaya murid-murid mencuri tubuh Yesus Kristus. Namun kenyataannya bahwa murid-murid itu sendiri juga takut, bersembunyi, sedangkan kubur Yesus dijaga, dan mereka juga terkejut dengan berita kebangkitan Tuhan Yesus. Realita yang dialami para murid membantah pernyataan teori ini.
            2. “Swoon Theory.” Teori ini mengatakan bahwa : sesungguhnya Yesus pingsan saja di salib. Setelah Ia dikuburkan, Ia hidup lagi. Namun teori ini dibantah dengan bukti yang nyata dalam Alkitab, yaitu lambung Yesus yang ditusuk sehingga mengeluarkan darah dan air (Yohanes 19:33-34).
            3. “Wrong Tomb.” Teori ini mengatakan mengenai kesalahan wanita-wanita dalam menemukan kuburan Yesus, mereka masuk ke kubur lain. Seorang anak memberitahu kuburan yang lain, tapi murid-murid salah paham. Teori ini dapat disangkal dengan menunjukkan jenazah yang ada di kuburan tersebut.
            4. “Vision Theory.” Kebangkitan Yesus hanya suatu penglihatan (Vision) saja. Jika pandangan ini benar, jenazah Yesus tentu bisa ditunjukkan dan masih berada di kubur. Fakta kubur yang kosong membatalkan teori ini.
            5. “Telegraph Theory.” Mengatakan bahwa hanya ada komunikasi secara rohani oleh Yesus.
            6. “Legendary Theory.” Teori ini mengatakan bahwa kebangkitan Kristus adalah suatu mitos, cerita dongeng tentang adanya Yesus secara rohani.
            7. “Hyperbolic Theory.” Mengatakan bahwa murid-murid Yesus terlalu menekankan adanya Yesus itu secara rohani, sampai ada orang menerima pikiran itu. Hal itu timbul dari ajaran mereka.
            8. “Annihilation Theory.” Teori ini mengatakan bahwa : supaya murid-murid percaya hidup kekal, mereka membinasakan tubuh jenazah Yesus.
            
Semua teori tersebut diatas haruslah ditolak karena keyakinan akan kebangkitan Yesus adalah pusat kepercayaan kita. Kematian dan pekerjaan Yesus tak berarti kalau Yesus tidak bangkit. Ada beberapa hal yang sama dalam perkataan ke empat Injil. Mengenai waktu : pagi-pagi benar pada hari pertama, wanita-wanita lebih dahulu, bahwa kuburan terbuka dan kosong, (semua setuju) bahwa kuburan itu dijaga oleh malaikat, malaikat itu mengumumkan kebangkitanNya, semua juga setuju bahwa malaikat mengutus berita kepada murid-murid Yesus (wanita), dan semua setuju bahwa Yesus dilihat oleh murid-murid sesudah kebangkitan.
            
Perjanjian Baru berbicara sangat banyak mengenai kebangkitan Yesus. Dengan demikian menyuguhkan bukti yang sangat kuat dalam peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus. Dalam kitab Injil-Injil terdapat pada : Matius 28:9, 18-20; Markus 16:14; Lukas 24:17,25; Yohanes 20:18,27. Dalam Kisah Para Rasul : 1:1-3; 1:22-26; 2:27-32; 4:33; 5:31; 10:40-41; 17:31; 26:23. Dalam tulisan-tulisan surat Rasul Paulus juga terdapat dalam : Roma 1:14; 4:24; Roma 6:7-10; Roma 8:11; Roma 14:9; 1 Korintus 9 :1; Galatia 1:1; Efesus 1:20; Efesus 4:9; 1 Tes.1:10.

Kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke Sorga
            
Kenaikan ke Sorga merupakan penutup dan klimaks dari kehidupan Yesus Kristus di dunia, dalam peristiwa inkarnasiNya. Inilah suatu akhir dari kehidupan Kristus di dunia. KehidupanNya, kematianNya dan kebangkitanNya ditutup secara dramatis dengan kenaikanNya ke Sorga. Dengan demikian sangat mustahil untuk menyangkali lagi ke-TuhananNya.
            
Kenaikan ke Sorga ini penting juga dikarenakan, disamping merupakan peristiwa kedua dalam permuliaan Tuhan Yesus, tetapi juga merupakan permulaanNya dari pelayananNya (perbuatanNya) bagi orang-orang beriman, di masa kini. Inilah permulaan dari suatu periode hidup Yesus. Pernyataan Yesus sendiri sebelum kematianNya menguatkan kebenaran ini. (Lukas 9:51; Yohanes 6:62; Yoh.7:33; Yoh.14:12,28; Yoh.16:5,10,16,17,28).
            
Sifat kenaikan Tuhan Yesus yang secara perlahan-lahan dapat kelihatan dengan mata manusia, secara jasmaniah dan normal, seterusnya disambut oleh awan. Kenaikan Yesus Kristus membuktikan Keilahian Kristus kembali kepada pemanifestasian kemuliaan pra-inkarnasi. Kemuliaan Kristus masuk dan dipermuliakan di Sorga. Sifat kenaikan ini juga merupakan sifat kedatanganNya yang kedua kali (Kis.1:11b).

Karya Tuhan Yesus Kristus di Masa Datang
            
Pengangkatan Gereja (Rapture) adalah suatu peristiwa nyata yang akan terjadi. Dalam peristiwa ini Tuhan akan datang di udara sesudah sangkakala dibunyikan untuk menyongsong umatNya, yakni Tubuh Kristus (1 Tes.4:16-17). Ia datang sebagai mempelai Laki-laki yang menyongsong Gereja sebagai Mempelai Perempuan di udara tanpa menginjakkan kaki-Nya di bumi. Orang-orang percaya yang sudah mati akan diabngkitkan dan orang-orang percaya yang masih hidup diangkat dan mereka semua dengan sekejap mata diubah dari tubuh insane yang fana menjadi tubuh baru, tubuh kebangkitan yaitu tubuh kemuliaan, dan selanjutnya prosesi masuk Sorga bersama-sama dengan Tuhan Yesus Kristus. Mereka yang tidak lahir baru, yakni orang-orang yang tidak percaya, akan tertinggal dan masuk masa Tribulasi yakni masa siksaan yang lamanya tujuh tahun (Dan.7:27).


Hakim di Bema. Bema yang artinya kursi pengadilan Kristus, adalah tempat dimana warga Tubuh Kristus menghadap Hakim dan masing-masing member pertanggungjawaban tentang dirinya sendiri (Roma 14:12), sebagai orang-orang yang sudah dilahirkan kembali oleh Rohul Kudus ke dalam Kerajaan Allah (Yoh.3:3,5). Di Bema tersebut, Hakimnya yaitu Tuhan Yesus Kristus memberikan pahala berupa mahkota kepada semua orang percaya. Pahala-pahala itu ialah : (1) Mahkota Abadi (1 Korintus 9:25), (2) Mahkota Kebenaran (2 Tim.4:8), (3) Mahkota Kemegahan (1 Tes.2:19), (4) Mahkota Kehidupan (Yak.1:12; Wahyu 2:10), dan (5) Mahkota Kemuliaan (1 Petrus 5:4).
            
Sesudah pembagian pahala berupa mahkota, kemudian umat Allah memasuki ibadah Raya di Sorga. Jika diperhatikan dalam struktur kitab Wahyu, peristiwa ini terjadi sesudah masa gereja dan sebelum masa tribulasi (Wahyu 4,5). Dalam pasal 5, Tuhan dipuji sebagai penebus, dengan nyanyian Baru. Tuhan Yesus Kristus adalah satu-satunya yang kudus tanpa dosa (Ibrani 4:13), oleh karena itu hanya Dia yang berhak membuka gulungan yang berisi nyanyian baru. Para pemimpin bersama umat Tuhan mengitari takhta Allah, ang adalah Anak Domba Allah, sambil menyanyikan nyanyian baru, yaitu nyanyian penebusan (Wahyu 5:6-14). Mahkota (pahala) diletakkan di kaki Tuhan Yesus Kristus sebagai persembahan dan mahkota tersebut dipakai kembali untuk pemerintahan dalam Kerajaan Syalom.
            
Sesudah ibadah raya di Sorga, umat Allah yang baru yang telah memperoleh tubuh baru memasuki pesta “Perkawinan Anak Domba” (Wahyu 19:7,8). Kristus disini adalah Mempelai Laki-laki dan GerejaNya sebagai Mempelai Perempuan. Puncak sukacita kedua ialah saat mempelai menikmati persekutuan yang abadi.
            
Sementara Kristus dan Gereja menikmati keindahan persekutuan di Sorga, di bumi terjadi masa siksaan karena penuangan murka dan penganiayaan oleh Anti Kristus sebagai wakil setan. Bangsa-bangsa di dunia menyatu dibawah pimpinannya (Wahyu 6:6-18). Semua bangsa itu dihimpunkan di lembah Harmagedon (Wahyu 16:16). Tuhan Yesus turun ke bumi dengan menunggang kuda putih dengan pedang api dari mulutNya (Wahyu 19:11-16). Ia menghancurkan semua musuhNya, baik penguasa maupun umat manusia yang menolakNya sebagai Tuhan dan juruselamat pribadi.
            
Sesudah penghakiman dan penghukuman terhadap manusia, setan dirantai di jurang maut selama seribu tahun (Wahyu 20:1-4). Kristus menjadi Raja di atas segala raja, yaitu gereja. Ia mulai merealisasikan pemerintahanNya di bumi selama seribu tahun (Wahtu 20 :4-6).
            
Di akhir masa Kerajaan Syalom dan sesudah pengadilan Takhta Putih terjadi pengadilan para malaikat yang jatuh dan memberontak kepada Allah. Penghakiman mereka dilakukan di udara tempat hunian para malaikat ini (Efesus 6:12; Yudas 6). Hakim dalam pengadilan bagi para malaikat yang jatuh ini adalah Tuhan Yesus Kristus, sebagaimana dinyatakan dalam Yohanes 5:22.
            
Kerajaan Allah yang kekal. Yerusalem baru sudah ada diatas Yerusalem lama dalam Kerajaan Syalom. Ia menjadi tempat dimana Kristus dengan tubuh baru bersama Gereja yang juga umatNya telah memperoleh tubuh baru. Dari sanalah, Yerusalem baru, Anak Allah yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa, dan yang telah menerima Kerajaan Allah di Bumi, memerintah. Sesudah bumi yaitu Kerajaan Syalom diproses dengan api untuk menghilangkan semua kutuk dosa, maka bumi itu diberi sifat yang kekal sebagai bumi baru, sama seperti manusia beriman yang memperoleh tubuh baru di saat pengangkatannya (rapture). Gereja dan Kristus telah menghuni Yerusalem baru yang berada di atas Yerusalem lama. Sorga dan bumi baru menjadi satu untuk selama-lamanya.
            
Anak Allah telah kembali ke Kerajaan Kekal sesudah memerintah dunia dalam Kerajaan Syalom. Ia kembali kepada Bapa. Tritunggal menjadi satu yaitu Tunggal-Tri, Allah Yang Esa. Kristus adalah Anak itu sendiri, seperti kata Rasul Yohanes, “Aku dan Bapa satu adanya.” (Yohanes 10:30).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

New Testament Exegesis

Harga Rp.110.000,- Pemesanan hub wa : 0816 1189911