KRISTOLOGI
Pernyataan tegas Yesus
Kristus, ego eimi dalam Yohanes 8:58
yang berbunyi : ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku
telah ada”, hal ini merupakan pengungkapan keunikan diriNya yang tak terbatasi
oleh ruang, waktu dan tempat. Dalam buku “Yesus Kristus Allah Manusia Sejati”, terbitan
Persekutuan Antar Sekolah Theologia Injili (PASTI), dijelaskan bahwa Yesus itu
Tuhan karena Ia kekal. Ia dahulu sudah ada, selalu ada dan tidak pernah tidak
ada. Pembatasan dalam hal pemanifestasian dan pemanfaatan, sifat-sifat
KetuhananNya waktu penjelmaanNya merupakan cara pendekatan unik yang dipilihNya
untuk menyelamatkan manusia. Jadi Ia bukanlah manusia istimewa yang memenuhi
persyaratan KealahanNya sehingga dipromosikan ke status Tuhan. Ialah Tuhan
Allah sendiri yang “menghampakan” diriNya, mengambil wujud manusia (Filipi
2:6-8).
Jauh sebelum penjelmaanNya, para nabi menubuatkan bahwa
Ia kekal. Yesaya menyatakan, bahwa Ialah Bapa kekekalan ( Abi-Ad ) yang berarti Ia kekal dan Penguasa Kekekalan (Yesaya 9:5).
Sedangkan nabi Mikha menyatakan bahwa keberadaanNya berasal dari kekekalan
(Mikha 5:1). Yohanes menyatakan kekekalan Kristus dengan menyatakan dalam
Yohanes 1:1. Kata-kata “pada mulanya”
diterjemahkan dari ungkapan kata-kata bahasa Yunani “en” yang berarti “di dalam”
atau “pada” dan “arkhe” yang berarti “purbakala,”
(tanpa artikel), maka ini berarti
purbakala itu tak terbatas (timeless
existence). Ditambah pula dengan penggunaan bentuk “imperfect” yaitu keterangan waktu “past continuous” bagi kata “adalah”
(en), maka teranglah sudah yang
dimaksudkan disini adalah masa lampau yang tak terbatas atau kekekalan masa
lampau. Kata “bersama-sama dengan”
berasal dari kata “pros” (face to face) yang dalam pikiran Yunani
berarti satu kesatuan, menunjukkan bahwa Kristus yang adalah Firman
itu bukan saja ada terus menerus di masa lampau yang tak terbatas (kekal), juga
menyatakan kesatuanNya dengan Allah. Arti teologis keseluruhan wahyu Allah itu
ialah bahwa Firman yang adalah Kristus itu kekal adanya, karena Ialah Allah
sendiri.
Pemahaman ini bukannya merupakan hal yang baru, karena
lebih enam ratus tahun sebelum Ia mengambil tubuh insani dan hadir dalam dunia
berdosa, para Nabi telah menegaskan bahwa Ia adalah Bapa Kekekalan (Abi-ad)
yang bukan saja berarti Ia kekal tapi juga berarti Ia penguasa kekekalan
(Yesaya 9:5)
Morphe – Skemati, dua
ungkapan ini adalah dua istilah bahasa Yunani yang diangkat dari Filipi 2:6-7,
walaupun dalam terjemahan bahasa Indonesia ternyata keduanya diterjemahkan
dengan kata “rupa.” Arti kata morphe (rupa) ialah unit kecil yang memiliki nilai setara dan utuh, apabila
dibandingkan dengan unit lainnya. Misalnya kata books dalam bahasa Inggris, terdiri dari dua kata morphe yaitu book dan s, yaitu dua
satuan yang bernilai sama. Book
artinya buku dan ditambah dengan s
menjadi buku-buku. Huruf ‘s’ yang
walaupun terdiri dari satu huruf sama nilainya dengan book yang terdiri dari empat huruf.
Dengan demikian Tuhan Yesus sebagai Morphe Allah adalah hakekat Allah yang utuh dan sempurna sama
dengan Allah sendiri. Ia mengambil skemati
(rupa) yaitu skema atau bagan hamba
dan menjadi sama dengan manusia (ayat 7). Diterjemahkan dalam Alkitab sebagai
rupa hamba, namun arti normalnya ialah skema manusia. Arti lengkapnya ialah
Yesus yang adalah Allah mengambil bagan manusia.
Dalam menafsirkan kata mengosongkan (kenosis) banyak penafsir
melakukan kesalahan dengan memberi kesan seolah-olah kemuliaan dan keilahian
Tuhan Yesus ditinggalkan atau dikurangi di kala Ia melawat umatNya. Pemahaman
seperti itu tidak benar. Dalam tubuh insanipun Ia (Yesus) tetap sehakekat dan
setara dengan Allah Tritunggal. Yang terjadi ialah dalam tubuh insani Ia
membatasi pemanifestasian kemuliaan dan keilahianNya. Ia memiliki morphe Allah dan skema Manusia (Filipi 2:7a). Hakekat manusia itu berfungsi sebagai
bagan yang relevan dengan ciptaan dengan bungkus skematik. Ia merupakan wujud Allah berlembaga, seperti yang ditulis
rasul Paulus dalam Kolose 2:9. Hal ini tentu unik karena Tuhan Yesus Kristuslah
yang satu-satunya mempunyai kepribadiaan Allah sejati dan Manusia sejati.
Eksistensi pra-inkarnasi Kristus menunjukkan keilahian
Yesus Kristus, namun hal itu akan lebih lagi didukung oleh sifat-sifatNya yang
tidak ada pada manusia dan ciptaan lain manapun. Keilahian Yesus yang
dinyatakan oleh sifat-sifatNya, adalah Maha Kuasa, seperti yang ditulis dalam
Matius 9:6. Suatu demonstrasi kuasa Tuhan yang meliputi sekaligus penyembuhan
dari kelumpuhan rohani (dosa) di samping kesembuhan jasmani (ay.7-8). Kedua
perkara ini dilakukan dengan sepatah kata saja merupakan demonstrasi kuasaNya.
Kemudian dalam Yohanes 2 : 24-25 menunjukkan bahwa Ia Maha Tahu. Sebagai Anak
di Bait Allah, ia telah mengetahui, bukan saja Kristus mengetahui segala
manusia, tetapi juga apa yang ada di dalam manusia itu sendiri. Dalam Yohanes 6
:64 menjelaskan bahwa Ia mengetahui lebih dahulu siapa-siapa yang akan
mengkhianatiNya ( Yoh.18:4; 19:28; 16:30). Hal ini merupakan kenyataan fore knowledge Kristus. Dalam Kisah Para
Rasul 1 :24 dan 1 Korintus 1 :30, menyatakan hikmat Allah yang berada padaNya
(bnd Mzm.139 : 1-56). Yesus Tidak Berubah, dalam Ibrani 1:10,12 menjelaskan
bahwa Ia tidak berubah tetapi “tetap sama” sejak awal sampai kepada kekekalan.
Ibrani 13:8 merupakan ayat klasik yang berbunyi : “Yesus Kristus tetap sama,
baik kemarin maupun hari ni dan sampai selama-lamanya.”
Anak Allah. Orang-orang Kristen yang mula-mula memakai
istilah Anak Allah, yang sering secara otomatis diucapkan oleh orang-orang
Kristen tanpa ragu-ragu (Markus 1:1), dianggap merupakan fragmen pengakuan
iman. Filipus menuntut kepada sida-sida dari Etiopia pengakuan bahwa Yesus
adalah Anak Allah sebelum ia dibaptis (Kis.8:37). Mengaku Yesus sebagai Anak
Allah berarti Allah tinggal di dalam orang itu (1 Yoh.5:5), orang yang menang
ialah yang mengaku bahwa Yesus Anak Allah (1 Yoh.4:15). Setiap orang yang
percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah akan memiliki hidup kekal (1 Yoh.5:15).
Istilah inilah yang menyebabkan Yesus ditentang dan hendak di bunuh. Istilah
Anak Allah bagi orang Yahudi berarti sederajat dengan Allah (Yoh.5:17-18), Ia
hendak dibunuh karena mengatakan Allah BapaNya (Mat.26:63-64; Markus 14:61,62;
Lukas 22:69,70), Mesias adalah Anak Allah itu, siapa yang menamakan dirinya
Anak Allah, karena Anak Allah mahakuasa dan satu dengan Bapa-Nya (Yoh.19:7;
Mat.27:42,43), maka dia menghujat Allah. Surat-surat dalam Perjanjian Baru
membuktikan bahwa Yesus Anak Allah penting dan fundamental. Roma 1:3-4, Yesus
ditetapkan sebagai Anak Allah di dalam kuasaNya; 2 Korintus 1:19, bagi Anak
Allah itulah Timotius, rasul Paulus dan Silwanus hidup; Efesus 4 :13, Iman
Kristen yang dewasa ialah pengetahuan bahwa Yesus Anak Allah; Ibrani 4:14, inti
perbedaan Yesus dan para nabi ialah bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Nama-Nama Allah Dalam Perjanjian
Lama
Nama-nama yang berhubungan dengan keberadaan Kristus
pra-inkarnasi, tentu saja memberikan makna berhubungan dengan ke TuhananNya.
Yang pertama ialah Elohim. Dalam nubuatan tentang penjelmaanNya, Ia disebut
sebagai Allah (Elohim) yang perkasa (Yes.9:5). Elohim dalam Perjanjian Lama
sama dengan Theos Perjanjian Baru (Band.Roma 15:6; Efesus 5:5,20; 2 Petrus
1:1). Yesaya 40:3 menunjukkan bahwa Yesus yang dijanjikan Allah dan dinantikan
umat Israel dipanggil sebagai Yahweh dan Elohim sekaligus.
Yang kedua ialah Yahweh, seperti dalam Zakharia 12:8-10.
Pembicaraan di sini dilakukan oleh Yahweh tentang Mesias yang akan datang.
Namun Mesias itu dikatakan adalah Yahweh sendiri, “dan mereka akan memandang
kepadaKu yang telah mereka tikam” kepadaKu (YHWH) menunjukkan bahwa Kristus
yang ditikam itu adalah Yahweh sendiri. Bandingkan penguraian tentang Kristus
dalam Wahyu 1:7 dan Mazmur 68:19. Pernyataan tentang Yahweh ini dalam
Perjanjian Baru dinyatakan sebagai suatu kenyataan yang telah dialami (Efesus
4:8,10). Septuaginta menggunakan kata Kurios, yaitu kata yang digunakan
terhadap Yesus sebagai pengganti bagi istilah Yahweh dalam Perjanjian Lama.
Nama ini begitu keramat sehingga orang-orang Yahudi harus menggantikannya
dengan istilah Adonai.
Yang ketiga ialah Adonai. Nama ini sering dipakai dengan
pengertian Tuhan maupun Tuan. Mazmur 110:1, adalah nubuatan yang berhubungan
dengan kemenangan Kristus atas musuh-musuhNya dan dikutip beberapa kali olehNya
(Matius 22:14; Markus 12:36; Lukas 20:43; Kis.2:34-35; Ibrani 1:13; 10:1). Di
sini Yesus dinyatakan sebagai Tuhan dan Tuan atas manusia dan malaikat.
Yang keempat ialah Malaikat Yahweh (The Angel of Yahweh atau Melekh
Yahweh). Di samping konsep ini membuktikan keilahian dan pra eksistensi
dari Anak Allah, ia juga menyatakan pekerjaan Allah dalam Perjanjian Lama
melalui pribadi kedua dari Tritunggal. Sekurang-kurangnya tiga kenyataan
membuktikan hal ini. Yang pertama, Malaikat Yahweh dinyatakan sebagai Allah.
Hal ini dibuktikan dalam Kejadian 16:7-13, di kala Ia berbicara dengan Hagar,
malaikat Yahweh ini dinyatakan sebagai Allah. Kejadian 22:15-18, yang
menceritakan peristiwa pengorbanan Ishak oleh Abraham, malaikat Yahweh ini
dinyatakan sebagai Tuhan. Dalam Kejadian 48:15-16, ternyata “Allah itu…sebagai
malaikat.” Yang kedua, Malaikat Yahweh dinyatakan sebagai pribadi yang berbeda
dengan Yahweh, yakni sebagai anggota Tritunggal. Sedangkan dalam Kejadian
27:7,40, Yahweh dijelaskan sebagai mengutus malaikatNya, yaitu pribadi yang
lain. Dalam Zakharia 1:12-13, dimana jelas bahwa malaikat Yahweh memanggil /
berbicara dengan Yahweh. Yang ketiga, Malaikat Tuhan (Yahweh) tentunya adalah
pribadi kedua dari Allah Tritunggal. Yesus Kristus adalah Allah yang kelihatan
dalam Perjanjian Baru. Allah maupun Roh dinyatakan sebagai yang tidak
kelihatan. Dalam upacara pembaptisanNya suara Bapa terdengar dari Sorga, Roh
memanifestasikan diri dalam bentuk burung merpati, namun Anak-lah yang
merupakan manifestasi utuh dari Allah dalam bentuk kelihatan (Matius 3:13-17;
Markus 1:9-11; Lukas 3:21-22; Yohanes 1:32-34). Jadi tentu saja pribadi yang
nampak dalam Perjanjian Lama adalah Pribadi kedua dari Allah Tritunggal.
Ternyata juga bahwa Malaikat Yahweh itu tidak pernah lagi menampakkan diriNya
sesudah inkarnasi Anak Allah Yesus Kristus.
Tujuan Inkarnasi
Tujuan inkarnasi / penjelmaan adalah untuk menyatakan
Allah kepada manusia (Yohanes 1:18), untuk menyediakan korban bagi tebusan dosa
manusia (Ibrani 10:1-10), untuk menghancurkan pekerjaan setan (1 Yohanes 3:8),
untuk menjadi Imam Besar yang rahmani (Ibrani 5:1-2), untuk memenuhi perjanjian
kepada Daud (Lukas 1:31-33), untuk memberikan teladan kepada orang-orang
percaya (1 Petrus 2:21).
Ada berbagai pendapat yang salah mengenai Inkarnasi Yesus
Kristus, yang pertama : “The absolute
dualistic type,” pendapat ini membedakan antara immanent attributes (sifat-sifat immanen) dan Trancendent attributes (sifat-sifat absolute). Menurut penganutnya
sifat-sifat absolute seperti kemahahadiran, kemahatahuan dan kemahakuasaan
Kristus dilepaskan waktu menjadi manusia. Tokohnya yang terkenal adalah
Athanasius. Kedua : “The absolute metamorphic.”
Tokoh pendukungnya adalag Gess. Ia memiliki pandangan yang agak radikal.
Pandangan ini mengatakan bahwa sifat-sifat Ilahi Yesus ditanggalkan waktu
menjelma dan sedikit demi sedikit diperoleh kembali pada umur dua belas tahun.
Namun di pihak lain mereka menekankan bahwa Kristus menambahkan bukan sifat
Adam saja tapi sifat keberadaan super Adam. Ketiga : “The absolute semi metamorphic type.” Pandangan ini dipelopori oleh
Edward, yang mengatakan bahwa keilahian Yesus diubahkan dengan cara disamarkan.
Adapun tujuannya ialah agar dapat menampakkan bentuk Allah dalam wujud manusia,
dan kepribadian yang kekal ke dalam kepribadian temporal. Hal ini dengan jelas
menunjukkan penyangkalan keilahian Yesus. Keempat : “The real but relative
type.” Teori ini berpendapat bahwa Kristus masih sungguh-sungguh Allah tapi
beberapa unsure kepribadianNya sudah dikurangi. Kristus dianggap mengurangi
pengalamannya ke dalam kesadaran kemanusiaan. Ada penyerahan keilahian untuk
tunduk ke bawah kuasa / pengaruh kemanusiaannya sehingga Ia terbatas sebagai
manusia.
Tuhan Yesus Kristus Dalam Penderitaan,
Kematian dan KebangkitanNya
Semua doktrin Kristen menjadi tidak relevan terlepas dari
asas ini. Penciptaan dunia, inkarnasi Kristus, kebangkitan, kedatangan kedua
kali dan adanya Sorga dan Bumi baru tak mempunyai makna, jikalau Kristus tidak
mati. Di salib itulah kita menyaksikan penyataan kesucian dan kebenaran Allah
yang dikombinasikan dengan kasihNya.
Golongan liberal mengabaikan kebenaran Alkitab, mereka
mengatakan bahwa Kristus tidak sungguh-sungguh mati dan itulah sebabnya Ia bisa
hidup lagi. Ada yang mengatakan bahwa Ia mati tapi tak sungguh-sungguh bangkit.
Ada pula yang berpandangan bahwa Ia ditukarkan dengan orang lain oleh Allah
sebelum penyalibanNya. Namun Firman Allah tidak ragu-ragu dalam mengungkapkan
kematian Kristus baik dalam penyataan nubuatan-nubuatan sebelum kematianNya
(Mazmur 22; 110; Yesaya 53; Markus 8:31; Lukas 9:22) maupun dalam fakta-fakta
sejarah. Semua Injil dan semua surat-surat kiriman menyatakan tentang
kematiaanNya (Matius 27:32-66; Markus 15:21-47; Lukas 23: 26-56; Yohanes
19:16-42; Roma 5:6; 1 Korintus 15:3; 2 Korintus 5:15; Wahtu 5:9).
Mengenai kebangkitan Yesus. Tubuh Yesus tak tetap berada
dalam kuburan, Ia hidup lagi. Tubuh Yesus diubah sehingga tak terbatas oleh
waktu dan tempat. Tubuh Yesus tak lagi dibatasi oleh kematiaan. Ada banyak ayat
yang menunjukkan kepercayaan Kristen mengenai kebangkitan (Matius 28; Markus
16:1-10; Lukas 24; Yohanes 20, 21; Kis.1:1-8; 1 Kor. 16:3-7). Ada beberapa
teori penolakan mengenai fakta kebangkitan Yesus, yaitu :
1. “Stolen Body
Theory.” Golongan ini percaya murid-murid mencuri tubuh Yesus Kristus.
Namun kenyataannya bahwa murid-murid itu sendiri juga takut, bersembunyi, sedangkan
kubur Yesus dijaga, dan mereka juga terkejut dengan berita kebangkitan Tuhan
Yesus. Realita yang dialami para murid membantah pernyataan teori ini.
2. “Swoon Theory.”
Teori ini mengatakan bahwa : sesungguhnya Yesus pingsan saja di salib. Setelah
Ia dikuburkan, Ia hidup lagi. Namun teori ini dibantah dengan bukti yang nyata
dalam Alkitab, yaitu lambung Yesus yang ditusuk sehingga mengeluarkan darah dan
air (Yohanes 19:33-34).
3. “Wrong Tomb.”
Teori ini mengatakan mengenai kesalahan wanita-wanita dalam menemukan kuburan
Yesus, mereka masuk ke kubur lain. Seorang anak memberitahu kuburan yang lain,
tapi murid-murid salah paham. Teori ini dapat disangkal dengan menunjukkan
jenazah yang ada di kuburan tersebut.
4. “Vision Theory.”
Kebangkitan Yesus hanya suatu penglihatan (Vision) saja. Jika pandangan ini
benar, jenazah Yesus tentu bisa ditunjukkan dan masih berada di kubur. Fakta
kubur yang kosong membatalkan teori ini.
5. “Telegraph
Theory.” Mengatakan bahwa hanya ada komunikasi secara rohani oleh Yesus.
6. “Legendary
Theory.” Teori ini mengatakan bahwa kebangkitan Kristus adalah suatu mitos,
cerita dongeng tentang adanya Yesus secara rohani.
7. “Hyperbolic
Theory.” Mengatakan bahwa murid-murid Yesus terlalu menekankan adanya Yesus
itu secara rohani, sampai ada orang menerima pikiran itu. Hal itu timbul dari
ajaran mereka.
8. “Annihilation Theory.” Teori ini mengatakan bahwa :
supaya murid-murid percaya hidup kekal, mereka membinasakan tubuh jenazah
Yesus.
Semua teori tersebut diatas haruslah ditolak karena
keyakinan akan kebangkitan Yesus adalah pusat kepercayaan kita. Kematian dan
pekerjaan Yesus tak berarti kalau Yesus tidak bangkit. Ada beberapa hal yang
sama dalam perkataan ke empat Injil. Mengenai waktu : pagi-pagi benar pada hari
pertama, wanita-wanita lebih dahulu, bahwa kuburan terbuka dan kosong, (semua
setuju) bahwa kuburan itu dijaga oleh malaikat, malaikat itu mengumumkan
kebangkitanNya, semua juga setuju bahwa malaikat mengutus berita kepada
murid-murid Yesus (wanita), dan semua setuju bahwa Yesus dilihat oleh
murid-murid sesudah kebangkitan.
Perjanjian Baru berbicara sangat banyak mengenai
kebangkitan Yesus. Dengan demikian menyuguhkan bukti yang sangat kuat dalam
peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus. Dalam kitab Injil-Injil terdapat pada :
Matius 28:9, 18-20; Markus 16:14; Lukas 24:17,25; Yohanes 20:18,27. Dalam Kisah
Para Rasul : 1:1-3; 1:22-26; 2:27-32; 4:33; 5:31; 10:40-41; 17:31; 26:23. Dalam
tulisan-tulisan surat Rasul Paulus juga terdapat dalam : Roma 1:14; 4:24; Roma
6:7-10; Roma 8:11; Roma 14:9; 1 Korintus 9 :1; Galatia 1:1; Efesus 1:20; Efesus
4:9; 1 Tes.1:10.
Kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke
Sorga
Kenaikan ke Sorga merupakan penutup dan klimaks dari
kehidupan Yesus Kristus di dunia, dalam peristiwa inkarnasiNya. Inilah suatu
akhir dari kehidupan Kristus di dunia. KehidupanNya, kematianNya dan
kebangkitanNya ditutup secara dramatis dengan kenaikanNya ke Sorga. Dengan
demikian sangat mustahil untuk menyangkali lagi ke-TuhananNya.
Kenaikan ke Sorga ini penting juga dikarenakan, disamping
merupakan peristiwa kedua dalam permuliaan Tuhan Yesus, tetapi juga merupakan
permulaanNya dari pelayananNya (perbuatanNya) bagi orang-orang beriman, di masa
kini. Inilah permulaan dari suatu periode hidup Yesus. Pernyataan Yesus sendiri
sebelum kematianNya menguatkan kebenaran ini. (Lukas 9:51; Yohanes 6:62;
Yoh.7:33; Yoh.14:12,28; Yoh.16:5,10,16,17,28).
Sifat kenaikan Tuhan Yesus yang secara perlahan-lahan
dapat kelihatan dengan mata manusia, secara jasmaniah dan normal, seterusnya
disambut oleh awan. Kenaikan Yesus Kristus membuktikan Keilahian Kristus
kembali kepada pemanifestasian kemuliaan pra-inkarnasi. Kemuliaan Kristus masuk
dan dipermuliakan di Sorga. Sifat kenaikan ini juga merupakan sifat
kedatanganNya yang kedua kali (Kis.1:11b).
Karya Tuhan Yesus Kristus di Masa
Datang
Pengangkatan Gereja (Rapture) adalah suatu peristiwa
nyata yang akan terjadi. Dalam peristiwa ini Tuhan akan datang di udara sesudah
sangkakala dibunyikan untuk menyongsong umatNya, yakni Tubuh Kristus (1
Tes.4:16-17). Ia datang sebagai mempelai Laki-laki yang menyongsong Gereja
sebagai Mempelai Perempuan di udara tanpa menginjakkan kaki-Nya di bumi.
Orang-orang percaya yang sudah mati akan diabngkitkan dan orang-orang percaya
yang masih hidup diangkat dan mereka semua dengan sekejap mata diubah dari
tubuh insane yang fana menjadi tubuh baru, tubuh kebangkitan yaitu tubuh
kemuliaan, dan selanjutnya prosesi masuk Sorga bersama-sama dengan Tuhan Yesus
Kristus. Mereka yang tidak lahir baru, yakni orang-orang yang tidak percaya,
akan tertinggal dan masuk masa Tribulasi yakni masa siksaan yang lamanya tujuh
tahun (Dan.7:27).
Hakim di Bema. Bema yang artinya kursi pengadilan
Kristus, adalah tempat dimana warga Tubuh Kristus menghadap Hakim dan
masing-masing member pertanggungjawaban tentang dirinya sendiri (Roma 14:12),
sebagai orang-orang yang sudah dilahirkan kembali oleh Rohul Kudus ke dalam
Kerajaan Allah (Yoh.3:3,5). Di Bema tersebut, Hakimnya yaitu Tuhan Yesus
Kristus memberikan pahala berupa mahkota kepada semua orang percaya.
Pahala-pahala itu ialah : (1) Mahkota Abadi (1 Korintus 9:25), (2) Mahkota
Kebenaran (2 Tim.4:8), (3) Mahkota Kemegahan (1 Tes.2:19), (4) Mahkota
Kehidupan (Yak.1:12; Wahyu 2:10), dan (5) Mahkota Kemuliaan (1 Petrus 5:4).
Sesudah pembagian pahala berupa mahkota, kemudian umat
Allah memasuki ibadah Raya di Sorga. Jika diperhatikan dalam struktur kitab
Wahyu, peristiwa ini terjadi sesudah masa gereja dan sebelum masa tribulasi
(Wahyu 4,5). Dalam pasal 5, Tuhan dipuji sebagai penebus, dengan nyanyian Baru.
Tuhan Yesus Kristus adalah satu-satunya yang kudus tanpa dosa (Ibrani 4:13),
oleh karena itu hanya Dia yang berhak membuka gulungan yang berisi nyanyian
baru. Para pemimpin bersama umat Tuhan mengitari takhta Allah, ang adalah Anak
Domba Allah, sambil menyanyikan nyanyian baru, yaitu nyanyian penebusan (Wahyu
5:6-14). Mahkota (pahala) diletakkan di kaki Tuhan Yesus Kristus sebagai
persembahan dan mahkota tersebut dipakai kembali untuk pemerintahan dalam
Kerajaan Syalom.
Sesudah ibadah raya di Sorga, umat Allah yang baru yang
telah memperoleh tubuh baru memasuki pesta “Perkawinan Anak Domba” (Wahyu
19:7,8). Kristus disini adalah Mempelai Laki-laki dan GerejaNya sebagai
Mempelai Perempuan. Puncak sukacita kedua ialah saat mempelai menikmati persekutuan
yang abadi.
Sementara Kristus dan Gereja menikmati keindahan
persekutuan di Sorga, di bumi terjadi masa siksaan karena penuangan murka dan
penganiayaan oleh Anti Kristus sebagai wakil setan. Bangsa-bangsa di dunia
menyatu dibawah pimpinannya (Wahyu 6:6-18). Semua bangsa itu dihimpunkan di
lembah Harmagedon (Wahyu 16:16). Tuhan Yesus turun ke bumi dengan menunggang
kuda putih dengan pedang api dari mulutNya (Wahyu 19:11-16). Ia menghancurkan
semua musuhNya, baik penguasa maupun umat manusia yang menolakNya sebagai Tuhan
dan juruselamat pribadi.
Sesudah penghakiman dan penghukuman terhadap manusia,
setan dirantai di jurang maut selama seribu tahun (Wahyu 20:1-4). Kristus
menjadi Raja di atas segala raja, yaitu gereja. Ia mulai merealisasikan
pemerintahanNya di bumi selama seribu tahun (Wahtu 20 :4-6).
Di akhir masa Kerajaan Syalom dan sesudah pengadilan
Takhta Putih terjadi pengadilan para malaikat yang jatuh dan memberontak kepada
Allah. Penghakiman mereka dilakukan di udara tempat hunian para malaikat ini
(Efesus 6:12; Yudas 6). Hakim dalam pengadilan bagi para malaikat yang jatuh
ini adalah Tuhan Yesus Kristus, sebagaimana dinyatakan dalam Yohanes 5:22.
Kerajaan Allah yang kekal. Yerusalem baru sudah ada
diatas Yerusalem lama dalam Kerajaan Syalom. Ia menjadi tempat dimana Kristus
dengan tubuh baru bersama Gereja yang juga umatNya telah memperoleh tubuh baru.
Dari sanalah, Yerusalem baru, Anak Allah yang duduk di sebelah kanan Allah
Bapa, dan yang telah menerima Kerajaan Allah di Bumi, memerintah. Sesudah bumi
yaitu Kerajaan Syalom diproses dengan api untuk menghilangkan semua kutuk dosa,
maka bumi itu diberi sifat yang kekal sebagai bumi baru, sama seperti manusia
beriman yang memperoleh tubuh baru di saat pengangkatannya (rapture). Gereja dan Kristus telah
menghuni Yerusalem baru yang berada di atas Yerusalem lama. Sorga dan bumi baru
menjadi satu untuk selama-lamanya.
Anak Allah telah kembali ke Kerajaan Kekal sesudah
memerintah dunia dalam Kerajaan Syalom. Ia kembali kepada Bapa. Tritunggal
menjadi satu yaitu Tunggal-Tri, Allah Yang Esa. Kristus adalah Anak itu sendiri,
seperti kata Rasul Yohanes, “Aku dan Bapa satu adanya.” (Yohanes 10:30).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.