Minggu, 19 Agustus 2018

Apakah aku orang yang berbahagia?

Lukas 11:27-28

Ibu, bunda, mama atau sejumlah sebutan mulia lainnya adalah merujuk kepada sosok wanita yang penting dalam hidup setiap insan. Dalam kisah ini, terkesan orang banyak begitu menghormati ibu Yesus. Seorang perempuan di antara mereka sampai berkata: “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau.”Hal yang nampak janggal adalah ketika Yesus menjawab pujian ini dengan mengatakan: “Yang berbahagia adalah mereka yang mendengarkan firman dan yang memeliharanya.”

Penggalan ayat ini bukan untuk menunjukan bahwa Yesus kurang menghormati ibunya. Ia justru dalam banyak kesempatan mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, khususnya seorang ibu. Bahkan Ia pun sampai akhir hidupnya di kayu salib tetap memperhatikan ibunya dan meminta Yohanes untuk merawatnya. Lalu apa yang menjadi penekanan yang akan kita renungkan dari kisah ini?

Dalam konteks ayat di atas dan di bawah kisah ini akan membantu kita melihat mengapa Yesus mengatakan hal demikian. Pengajaran Tuhan Yesus sebelum penggalan ayat ini adalah menggambarkan tentang keadaan manusia yang lebih buruk setelah dikuasai tujuh roh lain yang lebih jahat (ay.24-26). Sedangkan konteks ayat sesudah penggalan ayat ini adalah tentang keadaan orang Israel yang lebih buruk karena kedegilan hati mereka. Yesus menyebut mereka sebagai “angkatan yang jahat ” (ay 29-32).

Jawaban Yesus begitu mendalam.
Kata “berbahagialah Ibu” justru dijawab dengan kata “yang berbahagia adalah mereka…” Kita melihat bahwa sebutan kata “rahim ibu” dalam bentuk tunggal beralih kepada sebutan “mereka” dalam bentuk jamak. Lebih lanjut lagi Yesus memperjelas sebutan “mereka” yang dimaksud yaitu “mereka yang mendengarkan firman dan yang memeliharanya.”

Inilah penekanan yang sesungguhnya. Yesus sedang membedah pikiran dan hati mereka yang tidak mau bertobat, sekalipun penampilan mereka begitu religius. Perkataan pujian yang terdengar di telinga Yesus, tidak meredupkan isi hati Allah agar umat-Nya bertobat dan kembali kepada firman-Nya.

“Mendengarkan dan memelihara firman.” Bukankah perintah ini begitu khatam dan mendarah daging dalam kehidupan orang Yahudi? Kelihatannya sih benar! Dalam kehidupan agamawi orang yahudi, itulah yang muncul keluar dalam permukaan hidup mereka. Tetapi Yesus tahu apa yang ada di dalam hati dan pikiran mereka. Itulah sebabnya Ia mendesak mereka untuk segera bertobat dan kembali kepada firman-Nya.

Kita pun tidak lebih baik dari orang yahudi saat itu. Di zaman now, firman Tuhan dengan mudah dapat kita temukan dalam Alkitab. Bahkan banyak aplikasi Alkitab dapat kita download dengan berbagai versi, mulai dari bahasa ibu hingga bahasa asli. Pada akhirnya persis seperti perkataan Yesus yang menohok jiwa kita: “yang berbahagia adalah mereka yang mendengarkan dan memelihara firman.” Inilah isi hati Allah. Setiap hari kita perlu kembali kepada firman-Nya, di situlah kita akan menjadi utuh, sebagai bagian yang terhisap dalam keluarga kerajaan Allah.

(HL)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

New Testament Exegesis

Harga Rp.110.000,- Pemesanan hub wa : 0816 1189911