Rabu, 08 Agustus 2018

Medan Pertempuran

Lukas 11:15-26

Pernahkah kita difitnah? Pengalaman ini bisa saja terjadi kepada kepada orang percaya. Yesus sendiri pun difitnah. Walaupun ia baru saja menolong orang yang sedang kerasukan roh jahat, tetapi Ia justru difitnah secara keji. Orang-orang yang selalu membuntuti dan mencari-cari kesalahan-Nya, berkata: “Ia mengusir setan dengan kuasa penghulu setan!” Yesus tetap tenang menghadapi fitnah keji ini. Ia adalah Allah yang membungkam kelicikan setan dengan cara menjungkirbalikan tuduhan picik itu. Jawaban “skak-mat” dari Yesus kepada mereka yang memfitnah Dia (ay.17-19).

Lalu apa yang  dapat kita renungkan dari kisah ini? Bukan sebuah kebetulan jika penulisan kisah ini diapit oleh pengajaran Tuhan Yesus kepada para muridnya tentang hal berdoa dan kembalinya roh jahat. Apa yang ditekankan dalam pengajaran tentang hal berdoa? Bahwa jika bapa di dunia akan memberi yang terbaik kepada anak-anaknya, apalagi Bapa yang di sorga. Bapa akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya (11:13).

Lalu apa yang ditekankan dari pengajaran tentang kembalinya roh jahat? Pengajaran ini menjadi sebuah peringatan penting bahwa hati manusia akan menjadi tempat pertempuran sengit antara Roh Kudus dan roh jahat. Sedikitnya satu hal dapat kita renungkan secara pribadi dari kisah ini, bahwa pertempuran rohani akan terus terjadi dalam hati manusia. Tidak ada “zona abu-abu” bagi “kursi” di hati manusia. Allah atau roh jahat yang akan menguasainya, hanya itu pilihannya! Manusia yang mengira bahwa hatinya adalah miliknya pribadi, justru menjadi “kursi” yang empuk bagi iblis. Sadar ataupun tidak, hati manusia menjadi tempat pertempuran yang sengit untuk kita mencintai Yesus atau sesuatu di luar Yesus.

Ketika meneropong ke dalam hati kita, ternyata hal terberat adalah bukan ketika fitnah itu dilontarkan dari mulut seseorang. Pertempuran terbesar adalah ada dalam hati dan pikiran kita. Bagaimana pikiran dan hati kita dalam menghadapi serangan-serangan itu. Pada akhirnya, kita pun menyadari betapa lemah dan rapuhnya kita. Semakin kuat kita mengganggap diri mampu, semakin lemah kita akan terjatuh. Itulah sebabnya, pengajaran ini terapit dalam konteks berdoa, memberi hati dan pikiran kita untuk dikuasai oleh Roh Kudus. Kiranya Roh kudus beserta dalam pertempuran hidup kita, sehingga pikiran, perkataan, perbuatan kita tidak menjadi zona bagi setan, tetapi justru menjadi alat bagi Allah untuk menjungkirbalikan kepicikan dunia.

(HL)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

New Testament Exegesis

Harga Rp.110.000,- Pemesanan hub wa : 0816 1189911