Senin, 08 Juli 2019

Mata Hati

Yoh. 4:43-54

“Mata” sering kali menjadi bagian terpenting yang dimiliki manusia untuk melihat bagian luar atau penampilan seseorang. Ketika di rumah, kantor, sekolah atau di manapun, Anda akan sangat tergantung pada organ mata ini. Tetapi ada bagian lain dalam diri manusia yang Allah tanamkan, yaitu “mata-hati.” Orang dapat melihat suatu objek yang sama, tetapi semua orang belum tentu dapat mempercayai bagian terdalam dari objek itu. Itu sebab orang tertentu mungkin saja dapat melihat bagian terdalam itu dengan “mata-hatinya.” Sebaliknya, orang yang lain, belum tentu dapat melihat dengan “mata-hatinya.”

Mengapa orang dari kampung asal Yesus, menolak Dia (ay. 44) ? Bukankah mereka melihat Yesus dengan “mata-kepala” sendiri? Bukan sebuah kebetulan injil Yohanes memasukan kisah ironi ini. Kerangka narasi Yohanes begitu jelas menggiring pembacanya. Dalam awal injil misalnya, Yesus digambarkan sebagai Sang Firman yang datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi mereka menolak Dia. Mereka memandang Yesus sebagai orang biasa dari kampung Nazaret, tidak lebih! Inilah gambaran mata manusia yang terbatas, bahkan yang telah jatuh dalam dosa. Mata ciptaan yang tidak dapat mengenali Sang Penciptanya.

Dalam unit narasi kecil ini, Allah justru sedang menggiring dan melatih “mata-hati” manusia, bahkan “mata-iman” manusia untuk percaya kepada-Nya. Saat itu mata Yesus tertuju kepada seorang perwira kafir yang datang mencari Dia. Ia adalah seorang pegawai Istana. Anaknya sedang sakit keras dan hampir mati (ay.47) Kemudian Yesus berkata padanya, “Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya (ay. 48).”  Tetapi orang itu tidak menyerah dan memohon kembali kepada Yesus agar Ia menyembuhkan anaknya. Yesus pun menjawab dia kata-Nya, “pergilah anakmu telah hidup (ay.50).”

Perwira itu bukan orang Israel, tetapi mendapat anugerah dari Allah. Ia tidak melihat dengan mata fisiknya bahwa anaknya telah sembuh, karena anaknya yang sakit itu ditinggal di rumahnya. Tetapi Alkitab mencatat bahwa, “orang itu percaya apa yang dikatakan Yesus kepadanya (ay. 50).” Dalam perjalanan pulangnya, perwira itu mendapat kabar bahwa anaknya telah sembuh dan hal itu terjadi persis pada saat Yesus menyatakan kesembuhan anak itu! Inilah gambaran seorang perwira tinggi yang mau merendahkan hatinya, rela diajar dan diarahkan iman percayanya oleh Yesus.
Apakah saat ini yang menjadi fokus pandang mata Anda? Mungkin permasalahan yang berat di depan mata, penyakit yang mengerogoti hati, masalah dalam keluarga, pekerjaan atau studi Anda? Datanglah pada Yesus! Jangan menoleh pada pada bebanmu, pandang dan percaya saja pada Yesus. (HL)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

New Testament Exegesis

Harga Rp.110.000,- Pemesanan hub wa : 0816 1189911