Kamis, 19 Juli 2018

Ilmu atau Praduga (Prof.DR.Eta Linnemann)

Filsafat yang mempengaruhi pemikiran-pemikiran orang modern hingga saat ini terus berkembang karena lemahnya pemahaman Alkitab secara menyeluruh dan mendalam. Gereja sebagai pilar utama dalam menyampaikan Kebenaran Firman Tuhan bahkan mereka sendiri sudah mengalami pergeseran pemikiran. Faktor sosial, ekonomi, latar belakang budaya dan sebagainya, barangkali telah secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi hamba-hamba Tuhan dalam setiap gereja yang mereka gembalakan.

Apa yang disampaikan penulis melalui buku ini cukup menarik dari sudut informasi dan data yang disampaikan, susunan bahasa dan kalimat-kalimatnya juga mudah dibaca dan dipahami. Khusus dalam bab I juga dijelaskan waktu dimulainya filsafat yang diajarkan dalam universitas, buku ini juga menyertakan pandangan Aristoteles maupun fisuf  lainnya dan sekaligus bagaimana menurut Alkitab dan dimana ayat-ayat yang berkaitan. Secara keseluruhan dalam Bab I dijelaskan mengenai usaha filsuf-filsuf dengan filsafatnya yang ingin menghubungkan kebenarannya dengan Alkitab, dan bahwa tidak ada pertentangan diantara kedua hal ini. Kesimpulan dalam Bab I juga cukup jelas dan tegas, bahwa antara filsafat dan Alkitab jelas sekali berbeda.

Perubahan atau pergeseran dari Alkitab kepada humanisme nampak dalam penjelasan di bab II, pemikiran humanisme yang sebenarnya sudah tidak lagi tunduk kepada Allah melalui firmanNya dan filsuf-filsuf kuno yang mempengaruhi dunia hingga saat ini. Penulis tetap konsisten menggunakan dan menyajikan ayat-ayat dalam Alkitab sebagai gambaran bahwa jelas sekali antara humanisme dan Alkitab itu berbeda. Dalam bab II pandangan humanisme mengenai kebenaran menurut manusia itu sendiri yang sangat diutamakan (walaupun kebenaran itu relatif) bagi saya sepertinya terlihat jelas dipaksakan ketika kita sudah membaca dan memahami apa yang dikatakan oleh Tuhan melalui firman-firmanNya didalam Alkitab.    

Memang salah satu seperti apa yang dikatakan Giovanni Pico Della Mirandola bahwa manusia diciptakan tidak bersifat duniawi maupun surgawi seolah nampak benar, karena sifat manusia yang dapat berubah-ubah dan manusia juga memiliki ‘kehendak bebas’ dalam hidupnya. Namun saya tidak setuju dengan pandangan Humanisme yang telah memutuskan untuk memandang manusia sebagai ukuran atau kaidah segala sesuatu (Bab II, hal.21). Juga yang dikatakan Humanisme, bahwa Firman Allah tidak lagi sebagai patokan untuk mengukur segala sesuatu (Bab II, hal.23). Humanisme mengatakan bahwa hanya ada satu kewajiban yang diharuskan untuk manusia, yaitu kebenaran, padahal kebenaran merupakan hal yang relatif. Kebenaran yang mutlak bagi saya adalah Tuhan dan semua firmanNya yang ada di dalam Alkitab.

Mahasiswa teologi mempunyai peran penting dan besar bagi gereja, bagi jemaat, bagi setiap orang yang kita temui agar pemahaman mereka tidak bergeser dan akhirnya menjadi apatis terhadap Tuhan dan firmanNya. Segala informasi dan pandangan-pandangan tokoh Humanisme dalam buku ini sangat berguna bagi saya untuk bahan pengamatan di kehidupan sehari-hari. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

New Testament Exegesis

Harga Rp.110.000,- Pemesanan hub wa : 0816 1189911